Mohon izin Kang Maman, Saya
selaku salah satu penggemarmu, bahkan pingin menjadi orang sukses sepertimu,
rajin membaca dan gemar menulis, mengisi berbagai acara bermaanfaat dan berbagi
pengetahuan dalam bidang literasi dan kepenulisan, ini sedikit berbagi kembali.
tulisan ini dikutip dari media sosial Kang Maman. Boleh jadi diantara kamu
belum sempat baca.
“ Satu buku dibaca rata-rata
tiga hari, tamat. Begitu kebiasaanku. Dan selama Ramadan ditambah H+3, inilah
keempatbelas buku itu, yang menemani puasaku, kegiatan syuting ILK, syuting
untuk materi channel youtube sundulman id - Sundulman , Tur Literasi
Ramadan di Jakarta (Yayasan Amal Khair Yasmin, Binus, Prasetiya Mulya, Bentara
Budaya Jakarta - Kompas Kompas Gramedia , TVOne),
Karawang, Sumedang, Pekan Baru, dan Rokan Hilir.
Caraku membaca "tidak
sistematis", satu tamat baru dilanjutkan dengan buku lain. Bisa jadi dalam
sehari 3 buku berganti kubaca. Kalau aku tak kehilangan alur, itu karena
kebiasaanku menulis semacam resume atau sinopsis akhir halaman buku yang
kubaca. Jadi saat melanjutkannya, aku tinggal membaca sekilas resume/sinopsis
itu (Kalau sahabat punya cara yang lain, silakan dibagi).
"Genre" buku yang kulahap
berbeda-beda dan kupilih mengikuti kata hati. Kira-kira ini "garis-garis
kecil" buku-buku itu:
1. Al - Hikam - Ibnu Atha'illah As-Sakandari
Terpicu oleh
"twitwar" yang banyak terjadi selama pra-saat-pasca persidangan Pak
Ahok, aku membuka kembali buku yang sudah cukup lama kubaca ini. Bagi para
penempuh jalan spiritual Islam, kitab karya
Atha'illah (1259-1319 M) ini jadi semacam bacaan wajib. Kumpulan aforisme
sufi ini sungguh membius siapa saja yang membacanya. Kitab babon dalam sufiisme Islam ini sangat indah bahasanya meski
yang dibahas persoalan berat. Dari perbedaan orang yang menjadikan Allah
sebagai bukti keberadaan alam dan Orang yang menjadikan alam sebagai bukti
keberadaan Allah, salah satu tanda lemahnya iman (tidak melihat lembutnya takdir)
sampai perbedaan orang zahid dan arif, konsekwensi pencinta sejati, hingga
tarekat ahli taklif dan ahli ta'rif.
2. Saleh
Ritual Saleh Sosial - KH A Mustofa Bisri
Masih
dilatari peristiwa yang sama, buku yang ditulis Gus Mus ini kembali kubaca.
Semacam cermin, kesalehan ritual selalu beriringan dengan kesalehan sosial atau
tidak? Ketika kita masih berupaya mencari jawabnya, buku ini menyentak, dan
memberitahukan bahwa dalam Islam, kesalehan itu cuma satu: kesalehan muttaqi.Mengalirlah
tulisan yang terasa ringan namun sarat makna. Dari mulai Jangan Membuat Susah
Orang Lain sampai Memanusiakan Orang Kecil. Dari 'Kurban dan Korban' ,
'Mengendarai "Buraq"' sampai 'Peran Seorang Kiai' dan sentilan Gus Mus : "...Jadi,
semampunya ternyata juga bukan berarti seenaknya."Jangan lupa,
"berlama-lamalah" di bab 'Nabi yang Manusia'
"berlama-lamalah" di bab 'Nabi yang Manusia'
3. The
Guru of Love - Samrat Upadhyay
Haruskah
cinta sejalan dengan kesetiaan? Apa jadinya jika cinta justru membuat kita
harus menghadapi situasi-situasi sulit? Lalu apa artinya berubah dan perubahan,
kalau "Revolusi datang dan pergi. Aku tetap belum punya rumah sendiri., Sepertinya
klasik, cinta, kesetiaan, tradisi, dan ikatan keluarga bersirobok satu sama
lain, tapi aku suka alur dan settingnya. Samrat yang lahir di Kathmandu dan
hijrah ke AS, yang karyanya termuat dalam The
Best American Short Stories, bertutur dengan cara yang berbeda dari
film-film India yang sudah pernah kutonton sejak aku masih kecil. film India
pertama yang kutonton: Bobby. Rajesh
Khanna dan Dimple Kapadia tak
pernah kulupa dan tersimpan dalam memoriku, tapi mereka berbeda dengan sosok
Ramachandra dan Malati di novel ini.
4. Gie dan Surat-surat yang Tersembunyi
Tentang Soe
Hok Gie, aku akan selalu sangat subjektif. Apa pun tentangnya, selalu kusuka.
Dari puisinya tentang alam, Pangrango, Mandalawangi hingga cerita tiga asmara
yang berakhir di pendakian.Buku-buku tentangnya, semua kukoleksi. Alur hidupnya
dalam pergerakan, dunia politik " perjuangan mahasiswa bukan sekadar
menurunkan harga bensin, tapi juga menegakkan keadilan dan kejujuran..."
hingga surat-suratnya yang ditulisnya saat berada di Amerika Serikat, membuatku
menggemari menelusuri dan rajin mengulang-ulang membaca cerita tentang lelaki
yang ikut mendirikan Mapala-UI dengan nomor anggota 007 ini.
5. Kembang
Jepun & Siau Ling - Remy Silado
Aku selalu
suka dengan sosok mbeling, termasuk pemilik nama nada 23761 - re mi si la do
ini. Kutahu nama aslinya, bukan karena pernah sering memintanya menulis artikel
di media yang kupimpin, tapi karena pernah tertarik membaca tentang
ke-mbeling-annya saat bermusik, berteater dan mengelola majalah musik jaman
doeloe.Makin menjadikan karya-karyanya sebagai referensi, karena skripsiku di
Kriminologi sangat pantas menjadikannya sebagai "footnote" dan masuk
dalam jajaran "daftar pustaka".
Membaca
karya-karya Japi Tambajong ini, baik yang fiksi maupun non fiksi, membawaku
masuk ke relung-relung sejarah dan setting nyata. Japi alias Remi adalah
peneliti sekaligus pencatat sejarah dan penguasa banyak bahasa yang piawai
menuangkannya kembali dalam ramuan khasnya yang kadang melabrak kemapanan
pemikiran yang sudah ada. Bukan kadang, tapi hampir selalu.
Sebagaimana
ia membuka Kembang Jepun dengan kalimat: Saya Geisha. Saya suka menjadi geisha
sebab geisha menyenangkan. Baru dua kalimat saja, aku langsung mengingat RE: ,
sosok utama dalam skripsiku sekaligus dalam dua novelku: RE: dan perempuan yang
diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia
Penerbit KPG .
".Gei
berarti seni, Sha berarti pribadi. Sejak usia 9 tahun saya memang dibina untuk
menguasai seni. Saya pandai menyanyi, memainkan shamisen dan taiko, menuangkan
teh dan sake, memijat dan mengurut, serta menghibur dan menyerahkan seluruh
badan saya kepada semua lelaki yang datang pada saya di Shinju."
6. Animal
Farm - George Orwell
Aku suka fabel,
apalagi fabel itu sebuah alegori politik. Itu yang membuatku tak bosan-bosan
membaca ulang karya klasik George Orwell ini.Snowball dan Napoleon, nama dua
babi cerdas, membawaku masuk ke dunia politik yang picik dan licik: demokrasi
yang digaung-gaungkan bisa dengan mudah dalam sekejap berubah menjadi tiran:
pemimpin selalu benar. Aku sampai hapal kalimat penutup yang ditulis Eric
Arthur Blair, nama asli George Orwell yang lahir di India pada 1903 ini:
Dua belas
suara berteriak-teriak marah, dan mereka semua terlihat sama. Tidak ada
pertanyaan lagi sekarang, apa yang telah terjadi dengan wajah para babi itu.
Makhluk-makhluk di luar memandang dari babi ke manusia, dan dari manusia ke
babi lagi; tetapi mustahil mengatakan mana yang satu dan mana yang lainnya.
7. Teori
Kesusasteraan - Rene Wellek, Austin Warren ; Jalan Puisi dari Nusantara ke
Negeri Poci Maman S Mahayana ; Tanah
Air - Cerpen Pilihan Kompas 2016
Ketiganya
kubaca berganti-gantian. Dari Tanah Air "kutelusuri" jejak sejarahnya
di Jalan Puisi dan "kutelusuri" teorinya di Teori Kesusasteraan. Ini
yang membuatnya jadi sangat mengasyikkan. Karena CITRA, METAFORA, SIMBOL &
MITOS yang merupakan inti struktur puitis langsung menampakkan wujudnya. Betul
sekali -- menurutku-- pernyataan : metre and metaphor "belong
together", and our definition of poetry will have to be general enough to
include them both and explain their companionship.
Cerpen
pilihan Kompas 2016 tak lagi kumaknai sebagai prosa, tapi sekaligus kumpulan
puisi yang tersusun penuh misteri, tak mudah ditebak akhirnya, yang mewujud
menjadi cerpen-cerpen. Kekejaman rezim, relasi sosial, relasi personal, tradisi
dengan varian spiritualitas dan pengekangan yang mewarnai 20 cerpen pilihan
ini, menguatkanku pada pendapat tentang "dekatnya hubungan batin"
penulis Indonesia dengan penulis Amerika Latin dalam hal realisme magis. Meski
tak semuanya seperti itu.Tanah Air-nya Martin Aleida yang menjadi
pemenang, terasa seperti Tanah Air Mata tapi tak cegeng. Sebaliknya,
menggambarkan kerinduan sekaligus ketegaran. Colek Putu Fajar Arcana
8. The
Godfather - Mario Puzo; Penghancuran Buku dari masa ke masa - Fernando Baez
Dua buku yang
menemaniku pasca Ramadhan dan sebelum kembali "normal" berkarya. The
Godfather - Mario Puzo, (sebenarnya) buku lama (terbit pertama kali 1969) yang
berulang kubaca dan tak bosan-bosan kutelusuri ulang. Mungkin karena naluri
"Anak Kriminologi" atau kisah mafia masih tetap aktual hingga kini,
karena lahirnya Don Vito Corleone - Don Vito Corleone baru, termasuk di negeri
ini. Tepatnya, dengan baca buku ini, aku bisa menggabungkan fakta dan
fiksi-imajinatif: kok mirip si anu ya, kok kayak si anu ya
Sementara buku
'Penghancuran Buku dari masa ke masa", edisi baru karya Fernando Baez ini
selalu membuatku merinding setiap menelusuri halaman demi halamannya. Bagaimana
buku dibakar dan diberangus di berbagai masa di sejumlah rezim di muka bumi
yang melahirkan semacam penguatan pada diriku yang bergerak di dunia literasi,
bahwasanya, buku bukan benda mati, melainkan makhluk sangat-sangat hidup, yang
pada beberapa masa dan situasi dipandang layak untuk diluluhlantakkan dan
dibumihanguskan. Atau, seperti kata Muhidin M Dahlan II (mungkin karena) dalam
DNA setiap manusia sebetulnya mengalir darah seorang penjagal buku.
Dan yang
pasti bagiku, BIBLIOSIDA atau PENJAGALAN BUKU justru merupakan PENGAKUAN GANJIL
atas pentingnya buku dan ide-ide yang menyertainya. Inilah "encyclopedic
tour" penghancuran memori manusia yang tak kalah menariknya dari
kisah-kisah nyata pembantaian umat manusia, atau penelusuran
pembunuhan-pembunuhan misterius yang hingga ratusan tahun belum terungkap.
9. Naming
Jack the Ripper - Russell Edwards
Saat masih
duduk di bangku kuliah Kriminologi, kisah Jack the Ripper sudah membetot
perhatianku. Mengapa kasus ini begitu misterius sampai-sampai tak bisa
diungkap? Dan betulkah kini sudah ditemukan bukti TKP baru, dan juga ada
terobosan forensik luar biasa hingga sang pembunuh akhirnya terungkap? Lalu apa
gunanya buat korban dan keluarganya?
Siapakah
Aaron Kosminski sang Jack si Pencabik itu? Voice of the Voiceless.
Ini beberapa
buku kolek Kang Maman, jika menarik bagimu silakan tambah koleksi perpustakaanmu,
muda-mudahan menjadi modal awal untuk menuangkan ide-ide dan gagasan berkelas
untuk memberi cacata pada dunia, jangan pernah lupa slogan. Jika kamu ingin
kenal dunia membacalah dan sebaliknya jika kamu ingin dikenal dunia maka
menulislah. Selamat berkaya (genyus)